Langsung ke konten utama

Berikut ini adalah Penyebab dan Cara Mengobati Pneumonia

Penyakit yang dikenal sebagai pneumonia dapat mempengaruhi satu atau kedua paru-paru, menimbulkan pembengkakan dan peradangan pada kantung udara paru-paru. Kantung udara kecil di ujung sistem pernapasan berpotensi tersumbat oleh air atau lendir karena pneumonia.

Karena itu, pneumonia sering disebut "paru-paru basah". Sebenarnya, apa yang menyebabkan pneumonia dan bagaimana pengobatannya? Yuk, simak detailnya di sini!

Penyebab Pneumonia

Infeksi bakteri, jamur, atau virus menyebabkan pneumonia, kondisi paru-paru. Streptococcus pneumoniae adalah bentuk paling khas dari bakteri yang menyebabkan pneumonia.

Namun, sejumlah faktor tambahan dapat menyebabkan pneumonia:

Ragi Pneumonia

Sebagian besar kasus pneumonia jenis ini terjadi pada pasien dengan sistem kekebalan yang lebih lemah atau penyakit kronis.

Virus Pneumonia

Virus yang menyebabkan pilek dan flu juga dapat menyebabkan pneumonia. Balita biasanya merupakan korban paling umum dari jenis pneumonia ini.

Pneumonia dengan Aspirasi

Menghirup zat asing secara tidak sengaja, seperti muntah, air liur, makanan, atau minuman, dapat menyebabkan pneumonia.

Lingkungan di mana penularan terjadi berdampak pada jenis bakteri penyebab pneumonia. Misalnya, jenis mikroorganisme penyebab pneumonia di rumah sakit berbeda dengan mikroorganisme penyebab pneumonia di lingkungan yang lebih luas.

Bersin atau batuk dapat menyebarkan bakteri penyebab pneumonia. Virus dan bakteri penyebab pneumonia dapat menyebar ke orang-orang yang secara tidak sengaja menghirup tetesan orang yang sakit.

Jika Anda memiliki ciri-ciri berikut, risiko Anda tertular penyakit ini semakin tinggi:

  1. bayi dan anak kecil di bawah usia dua tahun.
  2. lebih tua dari 65 tahun.
  3. memiliki sistem kekebalan yang terganggu akibat penyakit atau penggunaan obat-obatan seperti steroid.
  4. Merokok banyak rokok.
  5. Memiliki penyakit kronis, seperti penyakit paru obstruktif kronik, diabetes, gagal jantung, atau asma (PPOK).
  6. menjalani kemoterapi sebagai bagian dari pengobatan kanker mereka.
  7. memiliki riwayat stroke.
  8. sedang menerima perawatan di rumah sakit. Pasalnya, virus dan bakteri penyebab pneumonia banyak ditemukan di rumah sakit.

Pengobatan Pneumonia

Pasien tidak perlu dirawat di rumah sakit jika pneumonianya masih ringan. Mengkonsumsi antibiotik yang diresepkan dokter, banyak istirahat, dan minum semua bisa dilakukan untuk pengobatan di rumah.

Berikut ini juga disarankan bagi pasien untuk melakukan agar gejala pneumonia segera berlalu, seperti:

1. Gunakan pereda nyeri

seperti ibuprofen atau parasetamol, yang dapat membantu menurunkan demam. Namun, mereka yang alergi terhadap aspirin, menderita asma, sakit maag, atau kondisi hati sebaiknya tidak menggunakan obat ini.

2. Hindari penggunaan obat batuk

Tindakan batuk berfungsi sebagai mekanisme tubuh untuk membersihkan lendir dari paru-paru. Jadi, jangan menggunakan obat batuk untuk mengobati gejala Anda. Untuk mengurangi batuk, minumlah air hangat yang dibumbui dengan lemon dan madu.

3. Berhenti merokok

Merokok harus segera dihentikan jika Anda telah didiagnosis pneumonia karena dapat memperburuk kondisi. Setelah dua hingga tiga minggu perawatan, orang dengan kondisi fisik yang sehat biasanya pulih dengan cepat.

Namun, Anda harus segera mencari pertolongan medis jika gejala pneumonia Anda tidak mereda dalam 48 jam. Mungkin antibiotik yang Anda minum kurang efektif, atau mungkin ada penyebab tambahan pneumonia yang perlu disingkirkan oleh dokter.

Pasien dengan pneumonia berat memerlukan rawat inap untuk perawatan medis. Di rumah sakit, pasien akan menerima oksigen untuk bantuan pernapasan, cairan tubuh, dan antibiotik melalui infus.

Page:
10
/
0
Please Wait
25
Second
Code:

QUOTE OF THE DAY:
"BE WORK HONESTLY AND YOU WILL GET PAY"

Postingan populer dari blog ini

Apakah Mata Uang Kripto Merupakan Investasi Masa Depan ?

Cryptocurrency juga dikenal sebagai mata uang kripto, secara luas diyakini sebagai sistem keuangan masa depan. Ini adalah ekosistem berkembang yang secara bertahap mengintegrasikan dirinya ke dalam sistem keuangan tradisional global. Statistik menunjukkan bahwa ada 66 juta lebih banyak pengguna cryptocurrency antara 2018 dan kuartal keempat tahun 2020 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022. Dari 320 juta pengguna ini, 12 juta diyakini sebagai pengguna cryptocurrency di Indonesia saja. Selain itu, sektor swasta dan publik menjadi lebih menerima gagasan untuk memasukkan cryptocurrency ke dalam operasi keuangan mereka, seperti pemrosesan pembayaran, penyimpanan nilai, dan investasi. Kriptografi mulai berkembang secara digital beberapa dekade sebelum cryptocurrency bahkan ada. Ini adalah teknologi yang telah membantu dalam pengembangan sejumlah metode enkripsi yang membuat jaringan cryptocurrency aman dan dapat dipercaya untuk digunakan dalam berbagai transaksi. Lihatlah 5 a...
Close